Panduan Mengemudi Antarkota Untuk Amatir (Untuk Mobil)

Banyaknya kecelakaan lalu lintas di penghujung 2013 ini mengundang keprihatinan tersendiri, terutama bagi orang-orang yang peduli terhadap keselamatan lalu lintas. Nampaknya ada yang salah dengan perilaku mengemudi bagi sebagian besar orang. Ditambah dengan kondisi jalanan yang sudah sangat padat saat ini. 
Panduan ini saya buat bagi pengemudi mobil yang hobi melakukan perjalanan antar kota. Bukan karena saya sudah pro dalam bidang mengemudi, tapi karena saya sendiri juga seorang amatiran yang ingin selamat ketika mengemudi antar k

ota dan ingin berbagi tips dengan Anda semuanya.

PERSIAPAN SEBELUM BERKENDARA

1. Pastikan komponen kendaraan Anda lengkap
Pastikan komponen lampu di mobil berfungsi dengan baik: lampu utama, lampu kota, dim, lampu hazard (sein dobel), lampu rem, lampu sein. Paling penting adalah lampu utama, lampu dim, lampu sein, dan lampu rem. Lampu dim dipergunakan untuk memberi tanda kepada kendaraan yang melaju dari arah berlawanan. Lampu sein depan-belakang sangat penting untuk memberi tanda ketika kita akan berbelok atau pindah lajur. Dan lampu rem juga sangat penting. Sering kecelakaan karambol terjadi karena lampu rem kendaraan mati. Pastikan juga ketiga spion dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan untuk melihat belakang. Wiper juga penting artinya untuk pandangan kedepan yang baik. Pastikan juga rem, kopling, hand rem, stir berfungsi dengan baik. Cek minyak rem, minyak kopling terlebih dahulu sebelum berangkat. Tanda kopling bermasalah sudah terlihat sebelum berangkat: persneling berkali-kali susah dioper. Pastikan ban Anda dalam kondisi baik, juga ban cadangan. Jangan sampai ban cadangan Anda dalam kondisi kempes.

2. Bawalah penumpang sesuai kapasitas maksimal dan kemampuan driver
Idealnya, satu mobil Avanza, Terios, Rush, Ertiga, Livina dapat menampung hingga 6 orang sehingga bisa berjalan cukup stabil. Mobil Innova bisa menampung hingga 7 orang termasuk sopir. Semakin banyak penumpang, maka handling mobil akan berbeda. APV pun cukup untuk menampung 12 orang. Tapi handlingnya akan beda ketika hanya untuk menampung 8 orang. Handling yang akan nampak berbeda: kopling jadi lebih berat, lari mobil akan tampak ngos-ngosan (tarikan tidak bisa spontan), bensin akan lebih boros, mobil akan lebih mudah oleng.

3. Usahakan posisi driver pada keadaan senyaman mungkin
Driver harus berada pada posisi duduk yang senyaman mungkin. Sebelum berangkat, sebaiknya kursi distel dulu sesuai dengan posisi ternyaman. Yang perlu diingat, posisi harus tetap dapat luas melihat kedepan (hingga ke ujung kap), leluasa melihat spion kiri-kanan, dan posisi yang mumpuni jika harus ada manuver yang mendadak. Jika nyaman mengemudi tanpa sandal, silakan mengemudi tanpa sandal karena kadang-kadang sandal nyangkut di ujung rem dan mempengaruhi ketepatan pengereman.

4. Kuasai cara mengganti ban dengan tepat
Sebaiknya tidak disarankan bagi pengemudi yang belum bisa mengganti ban untuk mengemudi luar kota. Untuk jarak jauh, hampir dapat dipastikan selalu ada kendala pada ban, entah itu bocor, pecah ban, atau mungkin sobek. Mengganti ban tidak susah, sangat mudah malahan. Namun, kadang ada beberapa yang salah langkah sehingga akibatnya ban tidak bisa dilepas, ketika sekrup dilepas ban ikut memutar, memasang sekrup tidak bagus sehingga ban lepas. 

KETIKA MENGEMUDI

1. Pandangan yang fokus dan waspada
Kesalahan banyak driver pemula adalah tidak fokus dan tidak waspada. Ketika fokus menurun, biasanya akan ada perubahan cara mengemudi: misal jadi lebih pelan, yang tadinya di kiri tiba-tiba ada di tengah. Ini berbahaya. Ngobrol dengan teman boleh, namun tetap fokus di jalanan. Jalanan yang padat, banyak sepeda motornya membutuhkan fokus yang lebih. Waspada selalu dengan perubahan di jalan raya. Perubahan di jalan raya tidak dalam hitungan jam lagi, tapi sudah dalam hitungan detik-menit. Sekian detik saja Anda 'meleng', mobil di depan Anda mengerem mendadak, habislah riwayat Anda

2. Gunakan tanda-tanda yang dipahami pengemudi lain
Sebelum berpindah lajur, diutamakan menyalakan sein terlebih dahulu sembari melihat kondisi aman atau tidak. Jika tidak aman, segera matikan sein dan kembali pada posisi semula. Tips untuk menyelip (manuver) akan dijelaskan pada chapter berikutnya. Lampu dim dipergunakan untuk beberapa kondisi: memberi peringatan kepada driver lain, mengetahui kondisi tikungan/persimpangan dalam kondisi aman dilalui atau tidak, dan untuk melihat jarak jauh. Menyalakan lampu dim secara terus menerus adalah kebodohan karena dapat mencelakakan pengemudi dari arah berlawanan. Lampu hazard (sein dobel) digunakan dalam kondisi darurat: pengereman mendadak, ada penyeberang jalan, ada musibah di depan, dll, melewati persimpangan dan mengambil arah lurus, atau dalam kondisi berhenti di pinggir karena suatu hal. Klakson digunakan ketika meminta jalan untuk menyelip. Penggunaan klakson secara serampangan mengganggu pengemudi lain dan membuat emosi pengemudi lain naik. Jika macet, ariflah ketika menggunakan klakson.

3. Pengoperan gigi yang halus dan enak
Biasanya pengemudi pemula antar kota sangat emosi ketika mengoper gigi. Pengoperan gigi yang halus akan menghemat beberapa persen penggunaan bensin. Dengan mengoper gigi halus, Rp 120.000 cukup untuk sebuah Avanza berjalan Surabaya-Uluwatu (Bali) termasuk se-macet-macetnya jalan. Selain itu, resiko kopling rusak dapat diminimalisir. Mengoper gigi halus juga akan membuat nyaman penumpang

4. Tidak perlu ngebut dan ugal-ugalan
Pemula biasanya emosi. Oper gigi kasar dan biasanya ugal-ugalan. Tidak masalah, saya dulu pernah mengalami fase demikian. Tapi, untuk luar kota, sengebut-ngebut apapun kalah dengan yang jalan stabil dan enak. Selain itu, jalan ngebut membutuhkan konsentrasi sangat tinggi, emosi juga akan menguras energi. Ujung-ujungnya cepat lelah. Ngebut gas ditarik dengan spontan akan membuat bensin boros. Sebaiknya jalan stabil pada RPM tertentu. Dengan menggunakan Avanza yang dikemudikan stabil pada RPM 3 dapat menempuh Surabaya-Malang dalam waktu 1 jam 45 menit saja dengan bensin Rp 40.000 untuk 4 orang. Dan dengan ugal-ugalan sebuah Avanza membutuhkan bensin hingga Rp 75.000 untuk bisa menempuh jarak yang sama. Bahkan, Mitsubishi Mirage pun untuk mengemudi stabil saja hanya habis Rp 30.000 untuk Malang-Surabaya.

5. Bersiap manuver dalam keadaan mendadak
Ada banyak keadaan mendadak di jalanan: mobil di depan mengerem mendadak, tiba-tiba sedang jalan enak dipotong kendaraan lain, pecah ban, kendaraan di depan manuver mendadak, mogok. Konsentrasi penuh di jalan diperlukan. Senantiasa melihat depan, kanan, kiri belakang. Jika mengerem mendadak sudah bukan solusi, jika kondisi kanan-kiri, depan-belakang aman, solusi terbaik adalah membuang stir ke kiri. Jika ke kiri tidak sanggup, membuang ke kanan juga bisa menjadi solusi, selama depan jauh arah berlawanan tidak ada kendaraan. Pengereman yang dipaksakan akan membuat handling kendaraan jadi berbeda. Jika mengerem mendadak, perhatikan juga mobil di belakang, apakah jaraknya jauh atau dekat. Nyalakan lampu hazard secepat mungkin. Tangan harus selalu siap meraih tanda-tanda selama perjalanan.

6. Apapun kondisinya, jangan gugup
Kemampuan menguasai diri dengan cepat adalah salah satu skill yang harus dimiliki pengemudi antar kota. Gugup dapat membawa malapetaka. Misalkan: ketika menyetir, tiba-tiba ada yang mengerem mendadak. Saking gugupnya, lalu buang setir ke kiri terlalu banyak hingga masuk ke sawah. Kejadian ini cukup sering terjadi dan kekonyolan seperti ini seharusnya dapat dihindari. Tetap tenang dalam mengemudi, dan selalu yakin bahwa kendaraan di sekitar Anda pasti juga ada pengemudinya yang juga tidak mau celaka.

7. Ngantuk? 
Ketika ngantuk masih dapat diatasi dengan kopi, rokok, cemilan, bercerita, maka lakukanlah itu selama tidak mengurangi fokus selama perjalanan. Jika sudah benar-benar ngantuk, sebaiknya istirahat di pom bensin. Tidur 15-30 menit saja di pom bensin sudah cukup membantu Anda untuk dapat melek hingga 5 jam berikutnya. 

8. Jangan egois, sering-seringlah mengalah
Belakangan ini sering sekali dijumpai pengemudi yang susah mengalah/memberi kesempatan bagi kendaraan lain. Misal, dalam kondisi macet/antri padat merayap, ada kendaraan baru menyelip dan tiba-tiba dari arah berlawanan ada kendaraan. Sering kendaraan yang sedang mengantri tidak memberikan jalan, dan cenderung menutup-nutupi jalan. Sebaiknya mengalah dan berikan jalan, karena siapa tahu nantinya Anda juga berada dalam kondisi seperti itu. Juga ketika ada bis nekat yang sedang menyelip kendaraan lain dari berlawanan arah. Mending minggir ke kiri, nyalakan lampu kota saja, dan sein dobel. Sopir bis akan paham dan biasanya bis tetap akan memberikan jalan kepada kita. Sering-seringnya, kendaraan ditengahin, dim dinyalain terus, sambil tetap melaju kencang. Yang ada biasanya bis tidak mau ngalah dan cenderung dilabas aja sampai head-to-head.

9. Jangan berhenti mendadak!
Ketika Anda membutuhkan pom bensin atau tempat untuk berhenti, jangan pernah berhenti mendadak. Kasihan kendaraan di belakang Anda. Keberadaan pom bensin dapat dideteksi 200 m-1 km sebelumnya. Jadi persiapkan manuver dengan baik. Sein kiri dulu, baru berbelok. Jangan berbelok dulu baru sein.

10. Menyetir dengan ideal
Tidak terlalu ke kiri, tidak terlalu ke kanan. Jika di depan kosong, bisa melaju dengan kecepatan yang lumayan sampai ada kendaraan. Jika memungkinkan menyelip, seliplah. Jika tidak memungkinkan menyelip, ikuti saja. Jangan sampai jalanan kosong, longgar, jalannya sangat pelan. Yang ada adalah hanya bikin macet.

11. Mengemudi dengan keyakinan tinggi
Jangan setengah-setengah ketika mengemudi. Anda harus yakin dengan keputusan cepat yang Anda buat, dan Anda harus yakin dengan diri Anda sendiri. Jalanan antarkota lebih keras daripada jalanan dalam kota.

TIPS DALAM BERMANUVER
Sekali lagi, saya bukan ahlinya dalam bermanuver di jalan raya. Jika ingin tanya dengan yang benar-benar ahli, silakan tanya dengan driver bis malam dan belajarlah dari mereka. Meskipun banyak orang bilang bawaan bis malam ngawur-ngawur, tapi manuver mereka adalah yang terbaik.

Blank Spot, tidak disarankan bagi pengemudi ikut bermanuver bersama bis

1. Menyelip di jalan lurus
Ini adalah skill manuver paling dasar bagi pengemudi antar kota. Pastikan marka jalan terputus-putus. Di beberapa daerah, marka jalan dapat diterjang begitu saja. Namun, saya tidak menyarankan jika tidak dalam keadaan terpaksa. Keadaan terpaksa misalnya mau masuk barisan lagi kendaraan terlalu rapat/tidak ada sela, sementara arak berlawanan kosong. Prinsip menyelip yang benar adalah jaga jarak dengan kendaraan di depan. Jangan terlalu menempel, jangan terlalu jauh. Jika Anda memiliki kepekaan di atas rata-rata, jarak yang terlalu dekat dengan kendaraan di depan mungkin oke saja, tapi sebaiknya dihindari. Kecelakaan beruntun dimulai dari situ. Arahkan kendaraan sedikit ke kanan, sembari melihat kondisi jalan di depan luang atau tidak. Jika luang dan kira-kira dapat menyelip hingga bisa mendapatkan ruang kembali di barisan, maka segeralah sein kanan dan masuk jalur berlawanan. Jaga jarak kiri Anda, jangan terlalu ke kiri, jangan juga terlalu ke kanan. Ambil jarak yang kira-kira akan mempermudah Anda untuk manuver. Terlalu ke kiri mengakibatkan Anda akan bingung ketika kendaraan yang Anda selip tiba-tiba bermanuver ke kanan (ini sering terjadi), terlalu ke kanan, Anda akan menghabiskan lajur lawan Anda (biasanya jika mobil menyelip mobil, lajur kanan masih bisa digunakan 1 sepeda motor). Resikonya jika menghabiskan lajur: Anda diludahi atau kaca Anda dilempar batu (sering terjadi juga) atau parahnya Anda bisa menggasak sepeda motor tersebut. Setelah dirasa cukup menyelipnya, segera sein kiri dan kembali masuk barisan.

2. Menyelip, tiba-tiba ada kendaraan dari arah berlawanan di depan Anda
Ini juga sering terjadi, biasanya karena hitungan kurang bagus, atau memang drivernya mencari cepat. Dan yang biasa dilakukan driver sok-sokan dalam kondisi seperti ini, tanpa memberi tanda sein, tiba-tiba langsung masuk barisan, sementara ada mobil di belakangnya yang tidak tau apa-apa dan akibatnya terjadi kecelakaan head-to-head (seperti kasus di Pasuruan baru-baru ini). Jika Anda ada dalam posisi tersebut, pastikan dulu jarak dan kecepatan kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Lihat juga, di belakang apakah ada kendaraan yang mengikuti Anda dan berapa jarak dan kecepatannya. Jika masih sama-sama jauh, begitu terlihat ada kendaraan di depan (biasanya kalau malam ada sorot lampu dari kejauhan), segera sein kiri minta jalur ke kendaraan lain. Biarkan Anda tetap di kanan sampai kendaraan persis di belakang Anda masuk barisan. Barulah Anda masuk ke barisan, karena Anda ada di depan sendiri artinya Anda menanggung nyawa kendaraan yang ikut menyelip bersama Anda. Jika kendaraan belakang sudah bisa masuk barisan, sementara Anda tidak bisa karena pengendara lain tidak mau memberikan jalan (ini sangat sering sekali), jangan hanya diam di lajur kanan. Segera buang setir Anda ke kanan lagi dan turun dari bahu jalan dan diam, matikan lampu utama, nyalakan hazard. Ini lebih aman dan tidak membuat macet daripada ketika Anda memiliki berhenti di kanan. Setelah jalan sepi, baru mencoba masuk barisan lagi.
Sebenarnya ada cara untuk 'meminta' jalan agar bisa masuk ke barisan lagi, tapi sangat tidak disarankan. Perhitungan yang matang ketika menyelip tetap harus menjadi pertimbangan utama ketika menyelip.

3. Menyelip mengikuti kendaraan di depannya
Ketika ada kendaraan di depan Anda akan menyelip barisan, sebaiknya Anda jangan boro-boro ikut di belakangnya. Pastikan dulu kendaraan di depan Anda pintar dalam memainkan sein/memberi tanda bagi kendaraan di belakangnya. Sein kiri berarti bahwa Anda harus segera masuk ke barisan, sein kanan berarti jalanan di depan kosong, lampu hazard berarti ada kondisi mendadak dan Anda harus waspada, lampu belakang dimatikan dan sein kiri berarti sebaiknya Anda segera masuk ke kiri karena kendaraan dari arah berlawanan sudah sangat dekat. Jarang mobil pribadi yang sampai mematikan lampu dan sein kiri. Biasanya bis-bis antar kota yang melakukan hal tersebut karena jarak yang terlalu mepet. Kalau driver tidak memahami tanda tersebut, bisa dipastikan nyawanya akan melayang dengan kecelakaan head-to-head. Jika kendaraan di depan Anda main seinnya bagus, silakan diikuti. Jika tidak pintar dalam memberikan tanda, sebaiknya tunda dulu keinginan Anda untuk menyelip, lebih baik bermain aman daripada bermain cepat.
Jika yang Anda ikuti dapat memberikan tanda yang bagus, ikutilah. Kemudian, jaga jarak, jangan terlalu menempel dengan kendaraan di depan. Pastikan Anda bisa melihat dari kaca belakangnya (jika yang Anda ikuti mobil pribadi) dan dari kolong. Jangan percaya 100% pada mobil di depan Anda. Dengan melihat kaca belakangnya, Anda bisa melihat dan memperkirakan kondisi di depan mobil yang Anda ikuti. Begitu juga dengan melihat kolong. Ketika ada kendaraan dari arah berlawanan, biasanya akan nampak sorot lampu (itu artinya jaraknya sudah sangat dekat). Segeralah sein kiri untuk mencari jalan masuk ke barisan meskipun mobil yang Anda ikuti belum memberikan tanda sein kiri.
Jika Anda mengikuti kendaraan di depan Anda, berikan lampu dim 1x yang merupakan tanda 'aku mengikutimu, tolong dipandu'. Jika driver yang paham akan tanda ini, biasanya ia akan bermain sein dengan sangat bagus sekali, bahkan dalam keadaan darurat. Biasanya bis-bis antarkota bisa berlaku demikian jika kita ikuti dan memberikan tanda sebelumnya, selama kita tidak kurangajar/ngelunjak terhadap bis tersebut.
Jika yang Anda ikuti adalah kendaraan besar (truk), Anda bisa melihat berkas cahaya dari kolongnya jika ada kendaraan dari arah berlawanan. Atau alternatifnya, sedikit jaga jara, kemudian kanankan/kirikan kendaraan Anda sehingga Anda bisa melihat lepas kedepan setidaknya untuk 500 meter kedepan jika jalan lurus. Tapi tetap waspada dan hati-hati.

4. Menyelip di tikungan
Ini sangat tidak disarankan. Bahkan jika perlu tidak sama sekali. Resikonya sangat besar. Perlu jam terbang yang tinggi. Jika sedang asyiknya menyelip dan Anda tiba di tikungan dengan blank spot, meskipun tidak ada sorot lampu dari arah berlawanan, tetap segera masuk ke barisan. Jika tidak maut yang mengincar Anda, ya polisi yang mengincar Anda.

5. Awas ada lubang!
Kebanyakan orang akan manuver ke kiri-kanan jika ada lubang tanpa memperhatikan kondisi belakang dan depan. Jika lubang kecil, sebaiknya digasak saja. Jika lubang besar, usahakan pengereman sehalus mungkin agar kendaraan di belakang kita tidak kaget, kemudian jika memungkinkan manuver ke kiri/kanan. Jika tidak memungkinkan, libas saja dengan kecepatan rendah. Jangan lupa menyalakan lampu hazard.

6. Menyelip kendaraan yang tidak mau diselip
Biasanya juga sama-sama amatirannya. Lebih baik ambil jarak cukup jauh dengan kendaraan tersebut. Lalu jika ada kesempatan cukup panjang, libas langsung bersama kendaraan-kendaraan lain jika Anda cukup nyali dan cukup ruang. Jika tidak ada nyali dan ruang, ya sudah mengalah saja daripada malah Anda yang celaka atau mencelakakan orang lain.

7. Macet di tanjakan, No Problem!
Biasanya kebanyakan orang ketika macet di tanjakan akan memainkan kopling dan gas terus menerus. Sebaiknya, pakai hand rem saja dan netralkan gigi. Ini akan lebih menghemat kopling dan bensin. Kaki juga tidak mudah capek. Hanya main gas dan kopling akan membuat mesin jadi cepat panas dan ujung-ujungnya mogok.

8. Melibas tanjakan
Pastikan terlebih dahulu handling kendaraan Anda. Jangan paksa kendaraan Anda lari di gigi tinggi pada tanjakan. Saran saya, maksimal gigi 2 saja, apalagi jika Anda tidak paham medan. Jika memang medan berat, gunakan gigi 1 dan pastikan semua ban anda melaju di aspal/medan yang sama. Ketika di tanjakan,  ban Anda berada di aspal dan 1 ban ada di tanah, maka yang terjadi adalah selip dan mobil akan mundur.

Bagaimana, sulit sekali untuk dijalankan? Tentu bagi Anda yang baru saja tahu sangat sulit untuk dilakukan. Tapi percayalah ini semua yang berlaku di jalan raya. Yang terpenting adalah jam terbang Anda sebagai driver antarkota. Jika merasa tidak yakin untuk mengemudi Antarkota, sebaiknya urungkan niat Anda untuk mengemudi. Karena ketidakyakinan Anda bisa jadi mencelakakan orang lain.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer